TRIBUNNEWS.COM - Sekolah di Jepang dilaporkan semakin banyak yang menerapkan kebijakan penggunaan seragam unisex, atau pakaian yang bisa dipakai oleh siswa pria maupun wanita.
Dilansir Japan Times 28 Juni 2018, alasan penerapan seragam unisex ini ternyata untuk mengakomodir para siswa lesbian, gay, biseksual dan transgender.
Pejabat sekolah berharap, kebijakan ini bisa menghapus 'penderitaan' para pelajar LBGT, yang merasa dipaksa untuk memakai seragam berdasar gender.
Di Jepang, biasanya anak laki-laki memakai jaket berkerah tinggi dan celana panjang.
Sementara, perempuan memakai baju setelan 'pelaut' dengan rok sebagai bawahan.
Di SMP Kashiwanoha, Prefektur Chiba, pelajar bisa bebas memilih apakah memakai rok, celana panjang atau apakah memakai dasi atau pita.
Sejatinya, sekolah ini bahkan sudah berupaya menghapus kebijakan memakai seragam.
Tapi, hampir 90 persen orangtua malah mendesak agar para siswa memakai seragam.
Dalam diskusi dengan orangtua murid, beberapa memandang desain seragam harus memperhatikan para siswa LGBT.
Ada pula yang meminta agar siswa perempuan diperbolehkan memakai celana, karena lebih praktis dan hangat di musim dingin.
"Kami berpikir, siswa akan bisa belajar dengan lebih baik bila mereka nyaman dengan seragam mereka," kata Kepala Sekolah SMP Kashiwanoha, Koshin Taki. (*)
http://www.tribunnews.com/internasional/2018/06/28/demi-siswi-lesbian-sekolah-di-jepang-tak-lagi-bedakan-seragam-untuk-laki-laki-dan-perempuan
No comments:
Post a Comment