TRIBUNNEWS.COM, DHAKA - Mudik Lebaran tidak hanya dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Beberapa negara juga memiliki tradisi semacam itu.
Misalnya di Bangladesh, warga berbondong-bondong memenuhi stasiun bus jarak jauh, pelabuhan kapal feri, dan stasiun kereta api pada Kamis (14/6/2018).
Xinhua melaporkan, puluhan ribu orang bergegas untuk pulang ke rumah sehingga dapat berkumpul dengan keluarga pada hari raya Idul Fitri.
Orang Tak jarang, penduduk di Bangladesh mengabaikan keselamatan agar dapat merayakan Idul Fitri di rumah.
Baca: Seorang Warga Sodorkan Amplop ke Jokowi Saat Silaturahmi Lebaran di Istana Bogor
Dari sejumlah foto yang diambil oleh AFP, dapat terlihat warga memaksakan diri naik ke atas kereta api, dan bahkan duduk di depan lokomotif.
Mereka mempertaruhkan nyawa demi bisa berkumpul dengan keluarga di hari yang fitri.
Sementara itu, ada pula warga yang mudik dengan menggunakan mobil pribadi atau menyewa mobil.
Jalan-jalan di Dhaka yang biasanya terlihat sibuk, pada Kamis (14/6/2018) terlihat sedikit lengang.
Namun, jalan di sekitar pusat perbelanjaan dan terminal mengalami kemacetan.
Diperkirakan sekitar sepertiga dari 20 penduduk di Dhaka meninggalkan rumahnya dua kali dalam setahun, yaitu pada Idul Fitri dan Idul Adha.
Dua serangan teror di Bangladesh selama Ramadhan dan Idul Fitri pada 2016, membuat aparat keamanan melakukan pengetatan di beberapa titik di Dhaka untuk memastikan keamanan pemudik dan lokasi shalat Idul Fitri.
Komandan Polisi Metropolitan Dhaka, Asaduzzaman Mia mengatakan, sejauh ini tidak ada ancaman serangan dari kelompok tertentu selama Idul Fitri.
Teror pada 1 Juli 2016 pada bulan Ramadhan di sebuah restoran Spanyol di Dhaka, meninggalkan kenangan buruk bagi penduduk. Sebanyak 22 orang, termasuk 18 warga asing dan dua polisi tewas.
Beberapa hari kemudian, teroris menyerang shalat Idul Fitri yang menewaskan empat orang, termasuk dua polisi dan satu pelaku.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mudik Lebaran Naik Kereta Api, Penduduk Bangladesh Abaikan Keselamatan"
Penulis : Veronika Yasinta
No comments:
Post a Comment