TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Clance Teddy mempertanyakan kerja sama Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dengan AirAsia dalam rangka promosi penerbangan ke Indonesia melalui kampanye pemasaran di Australia.
"Walaupun cara itu disebut pihak Kemenpar lebih murah dibandingkan memasang iklan di luar negeri maupun media," ujar Teddy dalam keterangannya, Minggu (9/6/2019).
Dia mengimbau model kerja sama seperti ini agar ditinjau kembali oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya.
"Kemenpar semestinya memaksimalkan peranan perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pariwisata, penerbangan dan lainnya untuk mempromosikan wisata Wonderful Indonesia," kata dia.
"Kenapa justru menggandeng perusahaan swasta asing?" tanya Teddy.
Baca: Kemenpar Tawarkan Program Hot Deals dan Tourism Hub ke Travel Agent China
Menurut dia, sebenarnya sudah ada BUMN yang diajak kerja sama Kemenpar.
"Ini yang mestinya lebih ditingkatkan dan diperhatikan. Apalagi peran perusahaan BUMN Penerbangan dalam menjalankan penugasan pemerintah sudah teruji, seperti membuka rute ke Saumlaki, Labuan Bajo, Sibolga, Belitung dan lainnya yang tidak dibayar pemerintah," ujar Teddy.
Teddy mengatakan kerja sama Kemenpar dan AirAsia sepertinya juga mungkin perlu ditinjau agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
"Tak ada salahnya untuk diantisipasi supaya mencegah terjadinya kerugian yang muncul akibat kerja sama tersebut," katanya.
Untuk diketahui, Kemenpar bekerja sama dengan AirAsia. Kemenpar kabarnya mengucurkan Rp 4,3 miliar.
Sebagai gantinya, Air Asia berkomitmen mendatangkan lebih dari 15.000 wisatawan melalui rute baru Perth-Lombok.
http://www.tribunnews.com/bisnis/2019/06/09/kemenpar-disarankan-gandeng-perusahaan-bumn-untuk-promosi-wisata-di-luar-negeri
No comments:
Post a Comment